Sabtu, 09 Oktober 2010

Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C. Beberapa tempat tumbuhnya terumbu karang adalah pantai timur Afrika, pantai selatan India, Laut Merah, lepas pantai timur laut dan baratl laut Australia hingga ke Polynesia. Terumbu karang juga terdapat di pantai Florida, Karibia dan Brasil. Terumbu karangterbesar adalah Great Barier Reef di lepas pantai timur laut Australis dengan panjang sekitar 2000 km. Terumbu karang merupakan sumber makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut.

Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, clown fish, belut laut, dll), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, ular laut, siput laut, cumi-cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang.

Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.

Terumbu karang ditemukan di sekitar 100 negara dan merupakan rumah tinggal bagi 25% habitat laut. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan di dunia. Dalam beberapa dekade terakhir sekitar 35 juta hektar terumbu karang di 93 negara mengalami kerusakan. Ketika terumbu karang mengalami stres akibat temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet dan perubahan lingkungan lainnya, maka ia akan kehilangan sel alga simbiotiknya. Akibatnya warnanya akan berubah menjadi putih dan jika tingkat ke-stres-annya sangat tinggi dapat menyebabkan terumbu karang tersebut mati.

Jika laju kerusakan terumbu karang tidak menurun, maka diperkirakan pada beberapa dekade ke depan sekitar 70% terumbu karang dunia akan mengalami kehancuran. Kenaikan temperatur air laut sebesar 1 hingga 2C dapat menyebabkan terumbu karang menjadi stres dan menghilangkan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae yang merupakan pewarna jaringan dan penyedia nutrient-nutrien dasar. Jika zooxanthellae tidak kembali, maka terumbu karang tersebut akan mati.

sumber bacaan:

    * Coral Reefs Enchanted Learning
    * Coral Reefs
Selengkapnya...!

Hutan dan Banjir Wasior

Tim Liputan 6 SCTV

07/10/2010 18:56
Liputan6.com, Wasior: Pemerintah dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) sepakat banjir bandang di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat yang menewaskan puluhan jiwa terjadi akibat rusaknya lingkungan di daerah hulu sungai. Kerusakan  ini terjadi akibat penebangan hutan dan pembangunan yang tak terkendali.

Walhi tidak setuju jika banjir bandang tersebut semata-mata hanya peristiwa alam saja. Pasca banjir, tim Walhi di lapangan menemukan puluhan ribu kayu gelondongan di 8 daerah diantaranya Wasior satu dan dua serta Kampung Rado.

Menurut Irhash Ahmady, manajer bidang bencana Walhi, "Kerusakan hutan ini diduga dilakukan oleh perusahaan penguasaan hutan yaitu PT Wapoga Mutiara Timur dan PT Darma Mukti Persada. Mereka merupakan 'pemain lama' di daerah Manokwari dan sekitarnya sejak tahun 1990-an."

Pernyatan yang sudah tentu dibantah oleh Sudibyo Heru, mantan karyawan PT DMP. "Sudah sepuluh tahun perusahaan menghentikan usahanya, dan jaraknya wilayah operasi juga jauh dari Wasior, jadi tidak mungkin akibat penebangan liar perusahaan" katanya.

Apapun argumentasinya yang pasti kota Wasior sudah luluh lantak akibat banjir bandang di kota ini terjadi Senin (4/10) pagi waktu setempat. Empat sungai yang mengalir dari hulu menuju kota Wasior meluap. Bagi para korban, peristiwa tersebut layaknya disebut sebagai tsunami kecil.(CHR/AYB)
Selengkapnya...!

Pencemaran PETI Sekotong -NTB

Lombok Post   Jumat, 07 Mei 2010 14:59
MATARAM—Aktivitas penambangan emas di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat menyisakan persoalan lingkungan. Hasil kajian, sedimen sungai di Kecamatan
Sekotong sudah pada tingkat  pencemaran berat. Bahkan dari sampel rambut
anak-anak yang diambil terbukti ada kandungan merkuri melewati ambang batas
aman.
 Hasil studi kandungan merkuri di kawasan penambangan Sekotong yang dilakukan
Indotan Inc, UGM dan FMIPA Unram disebutkan semua sungai di Sekotong sudah
tercemar sedimentasinya. Di sungai Pelangan Selindungan kadar merkuri pada
sedimennya 3,48 ppm, Selodong 1,09 ppm, Sungai Blongas 0,91 ppm, Sungai Sekotong
0,61 ppm. Sementara dari standar WHO, untuk perairan umum memiliki nilai ambang
batas 0,001 ppm.
 ‘’Ini data awal hasil kajian akademis, kalau ada pihak yang berkepentingan
silakan dilanjutkan data ini,’’ kata ketua panitia pelaksana seminar hasil
survei pencemaran Sekotong, Drs H Ahmad Jupri, M.Eng usai seminar di Hotel Grand
Legi Mataram, kemarin.
 Seminar pemaparan hasil studi ini dipaparkan langsung oleh penanggung jawab Dr
Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc dan ketua tim survei Dr Suwarno Hadisusanto.
Dalam seminar ini hadir para praktisi pertambangan, akademisi, pemerintah dan
para mahasiswa. Dalam pemaparan kedua pemateri ini, mereka memaparkan dengan
lengkap proses penelitian tersebut.
‘’Kami memang bukan doraemon yang bisa memberikan semua solusi, ini adalah hasil
survei awal,’’ kata Dr Suwarno menjawab beberapa pertanyaan peserta yang
mempertanyakan validasi data dan metodologi yang digunakan.
 Selain sudah mengendap di sedimen sungai, merkuri juga sudah mencemari air
sungai di Sekotong. Pada bagian hulu, air sungai di Batu Montor mengandung
0,00013 ppm, Tembowong GP  0,00013 ppm, Blongas 0,00016 ppm, Pelangan
Selindungan 0,00047 dan Selodong 0,00061. Jika mengacu pada standar WHO 0,001
ppm, maka air sungai di kawasan hulu ini masih dalam kategori pencemaran ringan.
Sementara itu, untuk sungai di bagian tengah Slodong tercemar 0,00213 ppm,
Blongas 0,00694 ppm, dan Pelangan Selindungan 0,00325 ppm. Kategori ini masih
masuk dalam kategori pencemaran sedang.
 Anak-anak yang ikut melakukan kegiatan penambangan pun tidak luput dari paparan
merkuri. Dari 13 sampel yang diteliti, rambut anak-anak yang diteliti mencapai
0,31-22,17 ppm. Ini jauh melebihi angka batas aman untuk rambut 0,5–1 ppm. Kadar
merkuri tertinggi ini ditemukan pada penduduk usia 15-30 tahun yang telah
melakukan penggelondongan lebih dari enam bulan. Parahnya, anak-anak yang
berusia 0-4 tahun pun terpapar dengan merkuri mencapai 20,07 ppm.
‘’Kita tidak menggunakan sampel darah karena butuh proses izin yang panjang dari
sampel. Kan tidak seenaknya kita menyedot darah mereka,’’ katanya.
 Merkuri-merkuri yang mencemari sungai di Sekotong ini berasal dari aktivitas
penggelondongan. Dari hasil studi ini, tercatat 1.497 buah gelondongan. Dari
jumlah ini, 570 di antaranya langsung membuang limbah ke sungai. Diperkirakan
rata-rata 5-10 persen merkuri tercecer ke lingkungan. Diperkirakan juga intake
merkuri yang masuk ke lingkungan sebanyak 50-100 gram untuk setiap gelondongan
per bulannya.
 Hasil survei ini terdengar menakutkan. Penambangan yang dilakukan warga di
Sekotong selama ini tanpa kontrol. Tak sekadar membahayakan nyawa akibat
kecelakaan selama penggalian, rupanya merkuri yang digunakan menjadi bom waktu
yang siap meledak. Kasus minamata di Jepang pun bukan tidak mungkin mengancam
Sekotong pada masa mendatang.
 Pada penelitian kandungan merkuri di ikan Glodok, ditemukan kadar merkuri yang
cukup mengkhawatirkan. Pada muara sungai Blongan diidentifikasi kadar merkuri
sebesar 2,07085 ppm, sungai Tembowong Gawah Pudak 0,7445 ppm, sungai Pelangan
Selindungan 0,0566 ppm, sungai Sekotong 0,00952 ppm dan sungai Selodong 0,00358.
Angka ini memang belum mencapai seperti kasus minamata 20-40 ppm. Namun jika
penambangan tanpa kontrol ini terus dilakukan tidak menutup kemungkinan Sekotong
akan menjadi daerah “merah” kasus pencemaran.
 Melihat angka-angka hasil survei ini, Sekotong sudah tercemar, dan siapa lagi
yang dituding sebagai penyebab kalau bukan warga yang selama ini melakukan
penambangan dan penggelondongan. Hanya saja, harus ada solusi bijak untuk
mengatasi persoalan ini.
 ‘’Saya takut melihat hasil ini, tapi perlu juga dipikirkan bagaimana warga yang
menggantungkan hidup di sana,’’ kata Camat Sekotong, L Guntur Gagarin.
 Disebutkan Guntur, saat ini diperkirakan ada 8.000 orang yang beraktivitas di
penambangan ini. Tak hanya warga Sekotong saja, melainkan dari kabupaten lain
bahkan dari luar NTB.
‘’Dulu masyarakat pernah minta ditutup, tapi warga juga kemudian yang meminta
untuk dibuka kembali,’’ ujarnya.
 Guntur tidak membantah jika aktivitas penambangan yang dilakukan selama ini
berpengaruh pada lingkungan. Hanya saja, perlu juga dipikirkan tentang
kelanjutan mata pencaharian warga. Dia mengusulkan harus ada kerjasama antara
pemerintah, perusahaan dan warga untuk mengelola penambangan Sekotong.
 ‘’Saya rasa bukan sekadar Sekotong saja yang tercemar, yang perlu kita
khwatirkan juga Sekarbela,’’katanya, membandingkan bahwa tak sekadar Sekotong
saja yang tercemar merkuri.
Ahli geologi yang juga mantan Kepala Dinas Pertambangan, Energi dan Sumberdaya
Mineral NTB, H Heryadi Rachmat menyatakan tak sekadar merkuri yang mencemari
Sekotong. Penggunaan sianida dalam penambangan di Sekotong juga bisa menjadi bom
waktu.
‘’Di pingir jalan dengan mudah kita temukan, berkarung-karung,’’ ujarnya
menyindir.
Apa solusi yang bisa dilakukan ?
Pakar lingkungan Unram yang juga moderator dalam kegiatan seminar ini, Prof H
Agil Al Idrus menyatakan pengelolaan lingkungan harus dilakukan untuk mencegah
bahaya yang lebih besar. Dengan sistem penambangan saat ini, terlalu besar
dampak lingkungan dari pencemaran tersebut.
 ‘’Pemanfaatannya memang perlu tapi juga harus dikelola dengan management yang
baik,’’ ujarnya.
 Adanya rilis hasil penelitian ini, kata Prof. Idrus bisa menjadi landasan bagi
para pengambil kebijakan untuk memberikan solusi pada permasalahan Sekotong.
Tidak semata-mata hanya melihat aspek keuntungan tambang dan lingkungan saja,
aspek sosial dari penambangan ini juga harus dipikirkan.(fat)
Selengkapnya...!

Kamis, 07 Oktober 2010

Pemanasan Global

Pemanasan global adalah proses naiknya suhu rata-rata laut, atmosfer dan daratan di bumi. Banyak ilmuan dari negara asing menyakini bahwa penyebab utama dari pemanasan global adalah efek dari gas-gas rumah kaca.  Pemanasan global berakibat sangat buruk terhadap kehidupan manusia. Pemanasan global berdampak langsung dari mencairnya es di kutub selatan dan utara. Mencairnya es tersebut terjadi karena suhu yang terus meningkat yang menyebabkan suhu di kedua kutub semakin panas.Karena es tersebut menjadi cair maka otomatis akan menaikkan level permukaan air laut. Bila level air laut terus meningkat maka seluruh daratan di bumi ini dapat tenggelam.

Selain itu pemanasan global juga berakibat pada perubahan iklim cuaca secara tiba-tiba dan tidak normal. Bisa saja terjadi hujan lebat di suatu daerah yang dapat mengakibatkan daerah itu banjir, tetapi di daerah lain malah kekeringan karena tidak ada hujan selama berhari-hari. Hal itu sudah terlihat dari semakin panasnya suhu disekitar kita dan musim hujan yang sulit di prediksi kapan datangnya. Bisa saja hari ini hujan lebat, tidak tahunya besok udara di sekitar terasa panas. Hal tersebut sangat merugikan para petani, karena dapat membuat mereka gagal panen karena terlalu berlebihnya jumlah air yang ada di sawah mereka.






Dengan adanya berbagai perubahan kondisi lingkungan sekitar kita akan dapat berpengaruh buruk terhadap manusia. Beragam bentuk kerusakan lingkungan dapat terjadi, seperti pencemaran udara, pencemaran air, turunnya kualitas lingkungan akibat bencana alam seperti, banjir, longsor, kebakaran hutan, krisis air bersih dan lain-lain. Hal ini lama kelamaan akan dapat berdampak pada lingkungan, khususnya bagi kesehatan masyarakat sendiri apalagi di sertai dengan kuranya konsumsi vitamin yang mengakibatkan tubuh kita kurang vit dan dapat terserang berbagai jenis macam penyakit.

Manusia kadang kala lupa akan lingkungan sekitarnya dikarenakan terlalu mementingkan diri sendiri. Kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya sendiri telah mengakibatkan kerusakan lingkungan disertai dengan turunnya nilai dan fungsi lingkungan itu sendiri. Pemerintah haruslah memperhatikan hal tersebut. Mereka harus menata kembali wilayah indonesia agar terhindar dari segala bentuk kerusakan lingkungan selain itu mereka juga harus memberikan penyuluhan tentang pentingnya lingkungan bersih dan sehat bagi hidup mereka sendiri.




Kita tidak boleh hanya mengandalkan pemerintah saja dalam upaya dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan, tetapi kita juga harus mempunyai peran supaya lingkungan yang kita tinggali menjadi lebih baik hal itu dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan ataupun dengan menanam pepohonan di pekarangan rumah kita sendiri. Selain pekarangan kita akan terlihat lebih indah, sejuk dan nyaman itu akan membuat udara di sekitar lebih bersih karena banyak karbon dioksida yang telah dicerna tumbuhan. Bila pekarangan rumah kita terlihat rapi dan bersih pasti banyak diantara tetangga-tetangga kita yang akan mengikutinya karena mereka juga ingin pekarangan mereka terlihat bersih.

Selain itu pemerintah juga harus menindak lanjuti masalah tentang penebangan liar. Para penebang liar itu harus di hukum dengan hukuman yang seberat-beratnya. Karena perbuatan mereka tersebut sangatlah mengganggu kelestarian lingkungan. Perbuatan mereka dapat menyebabkan hewan punah karena mereka kehilangan tempat tinggal dan kehilangan makanan, selain itu dengan mudahnya di kota-kota besar terjadi banjir karena tidak adanya tempat untuk resapan air hujan dan dapat juga terjadi longsor karena tanah tidak ada yang menahan. Oleh karena itu sebaiknya mulailah kita melakukan penghijauan untuk kepentingan diri sendiri maupun kepentingan bersama. Karena banyak manfaat yang dapat kita rasakan dari tumbuhan yang
kita tanam di sekitar kita.
Selengkapnya...!

Dampak dan Upaya Mengatasi Pencemaran

Pencemaran Udara, Air dan tanah akibat kelalaian manusia menimbulkan berbagai dampak yang beragam baik dengan skala kecil, menengah dan besar.

A. Dampak Pencemaran Bagi Manusia Secara Global

Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.

Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.

Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.

B. Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:

1. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.

Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik dan anorganik.

Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.

2. Penanggulangan limbah industri
Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.

Menempatkan pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan masyarakat.

3. Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan bermotor.

4. Diadakan penghijauan di kota-kota besar

Tumbuhan mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.

5. Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan.

Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.

Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.

6. Pengurangan pemakaian CFC
Untuk menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.

Dewasa ini, tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain mengeksploitasi alam secara serakah, manusia juga telah meracuni alam ini dengan berbagai jenis sampahnya.


Sumber : Grafindo media pratama

Selengkapnya...!
Visit InfoServe for Blogger backgrounds.